KALORIMETER
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis
suatu zat. Kalor jenis zat dapat di hitung dengan menggunakan masa air dingin,
masa bahan cxontoh, masa calorimeter, dan mengukur suhu air dan bahan contoh
sebelum dan sesudah percobaan.
Ada beberapa jenis kalorimeter yaitu :
· Kalorimeter alumunium.
· Kalorimeter elektrik.
Hubungan antara kalor dengan
energi listrik:
Kalor merupakan bentuk energi maka
dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan
Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga
sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan
ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat
yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel
listrik, pemanas listrik, dll.
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat
dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan
pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan
menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan
berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan
secara eksperimen. Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu
tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar
10oC pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+
C (Tc-Td)
Keterangan:
m1= massa air panas
m2= massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain
energi disebut termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang
kimia yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi
dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem
dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi
spontan dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa
pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari
Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni
pada suhu nol mutlak menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi
meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor
jenis zat (c) dan perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
Q
= m.c.ΔT
Keterangan:
Q=
jumlah kalor (Joule)
m=
massa zat (gram)
ΔT=
perubahan suhu (takhir-tawal)
C=
kalor jenis
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari
reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter.
Kata kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk
hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk
organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen.
Lavoisier (1780) menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari
konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori
energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam
kalorimeter untuk dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di
dalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi
dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar,
temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang
disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut.
Bersamaan dengan kapasitas dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung
perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat
memiliki suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga
tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan
sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan
dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule
(kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K.
jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1
gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule
pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram
per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter
seperti: kalorimeter termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan
lain-lain. Kalorimeter yang lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana
plastik yang ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistim yang
terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai
berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter,
terlebih dahulu suhunya diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini
memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut
dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan
baik, kemudian suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm
maka kalor yang timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu
larutan akan naik, dan jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara
endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga
suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu
adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi=
mlarutan. Clarutan. ΔT
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi
serta memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah,
pengaduk, termometer). Jumlah kalor yang diserap/dibebaskan kalorimeter dapat
ditentukan jika kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal ini
jumlah kalor yang dibebaskan /diserap oleh reaksi sama dengan jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang
diserap/dibebaskan oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak
dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka
Qreaksi=
(-Qkalorimeter- Qlarutan)
Kalorimeter sederhana
Pengukuran kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran
dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan
kalorimeter sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya
dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase
larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan) (Syukri, 1999).
Kalor
jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
(T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. Alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis
suatu zat disebut Kalorimeter. Bagian-bagian calorimeter adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar