Selasa, 09 Agustus 2016

HIDROLISIS GARAM

A. Sifat Larutan Garam dan Konsep Hidrolisis
a. Sifat Larutan Garam
Garam merupakan senyawa ion yang terdiri atas kation dan anion. Setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion).
Contoh:
Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas kation Na+ yang berasal dari NaOH, dan anion Cl- yang berasal dari HCl. Di dalam air, NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah.
Sifat larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam-basa penyusunnya:
1. Garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral.
2. Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
3. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
4. Garam dari asam lemah dan basa lemah bergantung pada harga tetapan ionisasi asam (Ka) dan ionisasi basanya (Kb).
Ka > Kb : bersifat asam
Ka < Kb : bersifat basa
Ka = Kb : bersifat netral
b. Konsep Hidrolisis
Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti peruraian). Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+ atau H+, sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion OH-

B. Menghitung pH Larutan Garam
Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis disebut tetapan hidrolisis dan dinyatakan dengan lambang Kh.
a. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis, sehingga larutannya bersifat netral (pH = 7).
b. Garam dari Basa Kuat dan Asam Lemah 
Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis anion. Karena Anion yang berasal dari asam lemah terhidrolisis dengan air, maka jumlah ion H+<OH-. Hal ini yang menyebabkan larutan garam memiliki pH > 7.
c. Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam kation yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis kation. Karena kation yang berasal dari basa lemah terhidrolisis dengan air, maka jumlah ion H+>OH-. Hal ini yang menyebabkan larutan garam memiliki pH < 7.
d. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total (kation dan anion mengalami hidrolisis).  Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika asam lebih lemah daripada basa (Ka < Kb), maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan  larutan akan bersifat basa. Jika basa lebih lemah daripada asam (Kb<Ka), maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa (Ka = Kb), maka larutan akan bersifat netral.


1 komentar:

  1. artikelnya menarik, terimakasih atas informasinya semoga bermanfaat untuk para pembaca, thanks for sharing , nice post

    ST3 Telkom

    BalasHapus